Jakarta, ZonaNarasi.com – Tragedi mengerikan terjadi di Kota Malang, Jawa Timur, ketika seorang pria nekat mengakhiri hidup seorang wanita di kosnya. Pembunuhan ini terjadi setelah pria tersebut merasa frustrasi karena tidak mampu membayar biaya open BO (boking online) yang sepakati antara keduanya. Kasus ini telah mengejutkan masyarakat dan mengundang perhatian terkait maraknya praktik open BO yang berisiko tinggi, serta dinamika hubungan yang sering kali berakhir tragis.
1. Motif Pembunuhan: Ketidakmampuan Membayar Open BO
Menurut informasi yang peroleh dari pihak kepolisian, kejadian ini bermula ketika pria berinisial D (30). Seorang pekerja serabutan, menjalin hubungan dengan wanita berinisial S (26) yang bekerja sebagai pekerja seks. Pada malam kejadian, keduanya sepakat untuk melakukan transaksi open BO di kos milik pria tersebut. Namun, ketika pembayaran tiba, D merasa tidak mampu membayar uang yang telah sepakati sebelumnya.
Ketidakmampuan untuk memenuhi kewajiban finansial ini memicu pertengkaran antara D dan S. Dalam keadaan marah dan panik, D melakukan tindakan brutal yang berujung pada pembunuhan. Polisi menyebutkan bahwa korban temukan dalam keadaan terbujur kaku dengan luka-luka di bagian leher, yang menunjukkan bahwa korban bunuh dengan cara dicekik. Setelah melakukan aksi nekat tersebut, D mencoba melarikan diri, namun berhasil tangkap oleh aparat kepolisian dalam waktu singkat.
Kejadian ini menunjukkan betapa rentannya posisi wanita dalam transaksi semacam ini, yang sering kali berujung pada kekerasan fisik atau bahkan kematian. Banyak yang menyayangkan kurangnya pengawasan terhadap praktik open BO yang semakin marak, di mana sering kali terjadi eksploitasi terhadap wanita yang terperangkap dalam situasi tersebut.
2. Dampak dan Reaksi Masyarakat Terhadap Kasus Ini
Kasus pembunuhan ini mendapat banyak perhatian dari masyarakat Malang dan sekitarnya. Beberapa warga mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap fenomena open BO yang kian marak di media sosial dan platform daring. Menurut mereka, banyak pihak yang terjebak dalam praktik ini tanpa pemahaman yang cukup tentang risikonya.
“Kasus seperti ini harus menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap keberadaan praktik seperti ini di sekitar kita,” kata salah satu warga yang enggan sebutkan namanya.
Pihak kepolisian pun telah mengungkapkan bahwa mereka akan terus melakukan penyelidikan mendalam terkait motif dan latar belakang kejadian ini. Kapolsek Malang Kota, Kompol Arief Prasetyo. Menyampaikan bahwa polisi akan menyelidiki lebih jauh apakah ada faktor lain yang memengaruhi tindakan pelaku selain ketidakmampuan membayar open BO. Polisi juga berencana untuk menggali lebih dalam terkait dugaan adanya sindikat atau jaringan yang memfasilitasi praktik semacam ini.
Dampak dari tragedi ini cukup besar, baik secara sosial maupun emosional. Kasus ini menyoroti pentingnya edukasi tentang bahaya dan risiko transaksi semacam ini. Serta perlunya kesadaran untuk lebih memperhatikan keberadaan korban yang terjebak dalam situasi seperti ini. Banyak pihak yang berharap agar aparat penegak hukum bisa memberikan hukuman yang setimpal terhadap pelaku, dan sekaligus menjadi peringatan bagi mereka yang terlibat dalam kegiatan ilegal ini.
