Pemotor Lawan Arus Jadi Fokus Operasi Zebra Hari Pertama

Pemotor Lawan Arus Jadi Fokus Operasi Zebra Hari Pertama

Jakarta, ZonaNarasi.com — 18 November Satlantas Polda Metro Jaya resmi memulai operasi Operasi Zebra Jaya 2025, dengan target menegakkan kedisiplinan lalu lintas dan menekan pelanggaran berbahaya di ruas jalan ibukota. Di hari pertama, cukup mengejutkan bahwa sebagian besar pelanggaran yang terjaring adalah pengendara motor yang nekat melawan arus.

Pada hari pertama Operasi Zebra, Polres Metro Jakarta Timur melaporkan penindakan terhadap 253 pelanggar. Semuanya terekam melalui sistem ETLE Mobile tanpa tilang manual. Dari jumlah ini, 190 kasus (lebih dari 75%) adalah pelanggaran lawan arus.
>Angka ini menjadi sinyal kuat bahwa melawan arus masih menjadi momok utama di lalu lintas Jakarta dan menjadi prioritas utama razia kali ini.

Fokus Edukasi, Bukan Sekadar Penilangan

Polisi tidak hanya fokus pada penindakan keras di sejumlah titik operasi, petugas juga mengedepankan edukasi visual. Di Jakarta Barat misalnya, mereka memasang spanduk, membagi pamflet, dan menggunakan videotron di titik strategis untuk mengingatkan pengendara tentang pentingnya patuh aturan.
Langkah ini menunjukkan bahwa operasi Zebra bukan sekadar mengejar angka pelanggaran, tetapi juga membangun kesadaran berlalu lintas di kalangan masyarakat.

Beberapa wilayah di Jakarta memang kenal sebagai lokasi rawan pelanggaran lawan arus, seperti ruas jalan di Jakarta Utara. Selama dua hari pertama operasi, Polres Metro Jakut mencatat 204 kendaraan melawan arus, di mana 155 kasus terjadi di hari pertama.

>Kasat Lantas Polres Jakut, Kompol Donni Bagus Wibisono, menyatakan bahwa banyak pengendara motor. Yang masih menganggap jalan lawan arah “jalan pintas”, padahal risikonya sangat tinggi.

Kombes Latif Usman dari Dirlantas Polda Metro Jaya menegaskan bahwa target utama operasi kali ini adalah pemotor yang melawan arus. Karena berdasarkan data kecelakaan, pelanggaran ini merupakan penyumbang fatalitas terbesar.
Menurutnya, banyak pengendara memilih jalan yang larang karena menganggap lebih efisien, tanpa menyadari potensi kecelakaan yang jauh lebih besar.

Respons Masyarakat & Kendala di Lapangan

Beberapa pengendara motor memang mencoba menghindari petugas dengan melakukan manuver nekat, termasuk memutar arah secara mendadak untuk menghindari razia.

Kasus semacam ini bukan hal baru beberapa pengendara bahkan nekat “nyelonong” ke jalur terlarang saat operasi sebelumnya.

Tentu, hal ini jadi tantangan berat bagi polisi yang harus menjaga keamanan. Tapi juga melakukan edukasi agar pelanggar jera tanpa menciptakan konfrontasi berlebihan.

  • Keselamatan Berlalu Lintas: Pelanggaran lawan arus sangat berbahaya, terutama di jalan raya cepat atau sempit potensi tabrakan fatal sangat tinggi.
  • Efektivitas Operasi Zebra: Dengan data pelanggaran dominan lawan arus, polisi bisa fokus menempatkan personel di titik rawan dan menyesuaikan strategi penindakan.
  • Perubahan Budaya: Operasi yang barengi edukasi memberi harapan bahwa pelanggaran lalu lintas bisa tekan bukan cuma lewat sanksi, tetapi juga lewat kesadaran bersama.

Hari pertama Operasi Zebra Jaya 2025 menunjukkan bahwa pelanggaran lawan arus masih menjadi isu serius di Jakarta. Polri tampak serius menindak, tapi bukan hanya itu edukasi trafik juga jalankan untuk meredam pola pelanggaran berbahaya. Upaya penegakan aturan ini bisa menjadi momentum penting untuk menumbuhkan disiplin berlalu lintas yang lebih kuat di ibukota.

By Minerva

Related Post