Jakarta, ZonaNarasi.com – Polemik antara Lisa dan RK kembali menjadi sorotan setelah Lisa kembali bersuara lantang mengenai persoalan uang yang ia sebut belum selesaikan. Ia menyampaikan keluhan tersebut secara terbuka, sehingga memicu perhatian publik dan komentar luas di media sosial. Namun, respons RK tak kalah tegas. Ia membantah keras tudingan Lisa dan menyebut bahwa tindakan tersebut bukan sekadar pengaduan, melainkan bisa kategorikan sebagai pemerasan.
Menurut RK, tuduhan yang lontarkan tidak berdasar, serta telah melewati batas etika komunikasi dan hubungan profesional. Kedua pihak kini berada dalam situasi yang saling berhadapan dengan narasi berbeda. Hingga kini, belum ada kejelasan resmi dari lembaga berwenang, sehingga publik hanya menyaksikan pernyataan balik yang terus berkembang di ruang digital. Situasi inilah yang membuat persoalan ini semakin ramai perbincangkan.
Klaim Lisa dan Respons Balik RK
Lisa sebelumnya mengungkapkan bahwa ia memiliki persoalan finansial yang menurutnya belum selesaikan RK. Ia menyebut bahwa ada “hak-haknya” yang belum terima, sehingga ia merasa perlu bersuara. Di beberapa kesempatan, Lisa mengutarakan bahwa langkah ini ia ambil karena merasa difitnah, tinggalkan, atau tidak perlakukan sebagaimana mestinya. Namun RK memberikan tanggapan keras. Ia menolak seluruh tuduhan yang menyangkut soal uang tersebut. Menurut RK, Lisa telah mengemukakan informasi yang keliru dan berpotensi merusak reputasinya. Ia menegaskan bahwa apa yang lakukan Lisa tidak bisa anggap sebagai keluhan biasa, melainkan ia nilai sebagai tindakan yang mengarah pada pemerasan.
RK menjelaskan bahwa ia memiliki bukti dan catatan komunikasi yang bertentangan dengan klaim Lisa. Ia menilai bahwa narasi yang bangun Lisa tidak mencerminkan fakta sebenarnya. Meski demikian, hingga kini bukti tersebut belum buka kepada publik, karena RK mengaku masih mempertimbangkan langkah resmi yang akan tempuh. Di sisi lain, Lisa bersikukuh bahwa pernyataannya tidak mengandung unsur pemerasan dan murni merupakan bentuk pembelaan hak dirinya. Ia mengaku hanya menuntut apa yang anggapnya wajar dan pantas. Situasi inilah yang membuat publik sulit memastikan siapa yang benar, karena masing-masing pihak mengeluarkan tuduhan dan bantahan tanpa verifikasi pihak ketiga.
Polemik Menghangat, Publik Menunggu Klarifikasi Resmi
Setelah pernyataan kedua pihak viral, masyarakat mulai mengaitkan persoalan ini dengan dinamika hubungan personal maupun profesional mereka di masa lalu. Banyak yang mendesak agar keduanya segera mengambil langkah resmi baik mediasi maupun proses hukum—agar situasi tidak terus melebar ke opini publik tanpa kejelasan. Para pengamat komunikasi publik menilai bahwa perseteruan seperti ini rentan salahpahami. Tanpa klarifikasi objektif dari pihak berwenang, kasus seperti ini akan terus menjadi perdebatan tanpa titik temu. Mereka mendorong kedua belah pihak untuk lebih berhati-hati menyampaikan informasi agar tidak menimbulkan potensi pencemaran nama baik.
Hingga kini, belum ada langkah hukum yang umumkan secara terbuka. Baik Lisa maupun RK masih bertahan pada pernyataan mereka masing-masing. Publik menunggu apakah permasalahan ini akan bawa ke ranah formal atau selesaikan secara privat. Kasus ini menjadi contoh bagaimana konflik personal yang menyangkut persoalan keuangan dapat berkembang menjadi isu publik yang sensitif. Hingga ada pernyataan resmi atau keputusan lembaga berwenang, pernyataan Lisa dan RK tetap berada pada tahap klaim dan bantahan, bukan fakta hukum.
