Pemeriksaan ginekologi untuk mendeteksi kanker serviks sangat penting dilakukan secara rutin oleh wanita. Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang dapat dicegah dan diatasi secara dini jika terdeteksi sejak awal. Berikut adalah langkah-langkah pemeriksaan ginekologi yang umum dilakukan untuk mendeteksi adanya kanker serviks.
1. Pemeriksaan Riwayat Kesehatan
Langkah pertama dalam pemeriksaan ginekologi adalah peninjauan riwayat kesehatan pasien. Dokter akan mengajukan berbagai pertanyaan terkait riwayat menstruasi, aktivitas seksual, penggunaan kontrasepsi, serta adanya riwayat kanker di keluarga. Pertanyaan ini penting untuk memahami faktor risiko pasien terhadap kanker serviks.
Riwayat paparan virus human papillomavirus (HPV), yang merupakan penyebab utama kanker serviks, juga akan ditanyakan. HPV bisa menyebar melalui hubungan seksual, sehingga pertanyaan mengenai kebiasaan seksual juga menjadi bagian dari diskusi. Selain itu, dokter akan menanyakan apakah pasien pernah menjalani vaksinasi HPV, yang efektif dalam mencegah beberapa jenis virus HPV penyebab kanker serviks.
2. Pemeriksaan Fisik
Setelah memahami riwayat kesehatan pasien, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik umum. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan pada daerah panggul, perut, serta organ reproduksi luar untuk melihat apakah ada tanda-tanda fisik yang mencurigakan. Pemeriksaan fisik bertujuan untuk memastikan kesehatan umum pasien sebelum melanjutkan ke pemeriksaan lebih lanjut yang lebih mendetail.
3. Pap Smear
Dikutip dari tjod2023.org, salah satu pemeriksaan utama dalam mendeteksi kanker serviks adalah Pap smear. Pap smear dilakukan dengan mengambil sampel sel dari serviks menggunakan spatula atau sikat kecil. Sel-sel ini kemudian akan diperiksa di laboratorium untuk mendeteksi apakah ada perubahan yang menunjukkan adanya pra-kanker atau kanker.
Prosedur Pap smear cukup sederhana dan cepat, serta biasanya dilakukan saat pasien dalam posisi berbaring dengan kaki terbuka di atas alat penyangga. Walaupun mungkin menimbulkan sedikit ketidaknyamanan, pemeriksaan ini sangat penting untuk mendeteksi perubahan sel-sel serviks pada tahap awal.
4. Tes HPV
Tes HPV adalah langkah pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan bersamaan dengan Pap smear, terutama pada wanita di atas usia 30 tahun. Tes ini bertujuan untuk mendeteksi adanya virus HPV di dalam tubuh. HPV adalah penyebab utama dari sebagian besar kasus kanker serviks, sehingga deteksi dini adanya infeksi HPV sangat penting.
Prosedur tes HPV mirip dengan Pap smear, di mana sampel sel dari serviks akan diambil dan diuji di laboratorium. Jika hasil tes menunjukkan adanya infeksi HPV, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan kondisi kesehatan serviks.
5. Kolposkopi
Jika hasil Pap smear menunjukkan adanya kelainan sel atau jika tes HPV menunjukkan infeksi, langkah selanjutnya adalah kolposkopi. Kolposkopi adalah pemeriksaan yang menggunakan alat khusus bernama kolposkop untuk memperbesar area serviks, sehingga dokter bisa melihat lebih jelas adanya perubahan sel atau kelainan pada jaringan serviks.
Selama prosedur kolposkopi, dokter mungkin juga akan mengambil sampel jaringan kecil dari serviks, yang dikenal sebagai biopsi. Sampel ini akan diperiksa lebih lanjut untuk memastikan ada tidaknya sel kanker atau pra-kanker.
6. Biopsi Serviks
Biopsi serviks dilakukan jika hasil kolposkopi menunjukkan adanya area yang mencurigakan. Dalam biopsi ini, sepotong kecil jaringan serviks diambil untuk diperiksa di laboratorium. Ada beberapa jenis biopsi yang bisa dilakukan, tergantung pada lokasi dan luasnya kelainan yang terdeteksi.
Prosedur biopsi serviks sering kali dilakukan di klinik, dan meskipun mungkin menyebabkan sedikit ketidaknyamanan, ini adalah langkah penting dalam menentukan apakah sel abnormal tersebut bersifat kanker atau tidak. Hasil biopsi akan memberikan informasi yang lebih akurat mengenai kondisi sel serviks.
7. Pemeriksaan Imaging
Dalam kasus di mana hasil biopsi menunjukkan adanya kanker atau jika kelainan sel sudah menyebar, dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan imaging seperti MRI, CT scan, atau PET scan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kanker telah menyebar dan menentukan tahapan kanker serviks.
Pemeriksaan imaging juga membantu dokter dalam merencanakan langkah pengobatan yang tepat, baik itu berupa operasi, terapi radiasi, atau kemoterapi, tergantung pada tingkat keparahan kanker.
8. Konsultasi Lanjutan
Setelah semua hasil pemeriksaan didapatkan, dokter akan melakukan konsultasi lanjutan untuk membahas diagnosis dan opsi perawatan. Jika kanker serviks terdeteksi pada tahap awal, prognosis atau kemungkinan kesembuhan biasanya sangat baik. Dokter juga akan membahas langkah-langkah pencegahan yang bisa dilakukan, seperti vaksinasi HPV, dan pentingnya pemeriksaan rutin di masa mendatang.
Pemeriksaan ginekologi secara rutin sangat penting untuk mendeteksi kanker serviks sejak dini. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, wanita dapat meningkatkan peluang untuk menangani kanker serviks sebelum berkembang menjadi kondisi yang lebih serius.