Jakarta, ZonaNarasi.com – BNN Buron Sabu Rp 5 T Kelicikan Dewi Astutik Sulit Ditangkap Badan Narkotika Nasional (BNN) kembali mengungkap perkembangan terbaru terkait pengejaran Dewi Astutik, tersangka kasus narkoba dengan nilai peredaran perkirakan mencapai Rp 5 triliun. Dewi Astutik sebut menjadi salah satu buron paling licin yang pernah tangani BNN. Menurut keterangan resmi, upaya penangkapan berulang kali menemui hambatan karena yang bersangkutan sering berpindah negara, memanfaatkan celah mobilitas internasional untuk menghindari deteksi aparat.
BNN menjelaskan bahwa Dewi Astutik memiliki jaringan dan sumber daya yang memungkinkan dirinya berpindah wilayah dengan cepat. Hal ini membuat pola pelariannya sulit prediksi. Ia duga menggunakan beberapa identitas, jalur perjalanan, serta bantuan jaringan internasional untuk mengelabui aparat. Meski begitu, BNN menegaskan bahwa pengejaran akan terus lakukan melalui koordinasi dengan berbagai lembaga, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Pihak BNN memastikan bahwa status buron Dewi Astutik tetap aktif dan masuk dalam radar kerja sama internasional.
Modus Pelarian dan Tantangan yang Dihadapi BNN
BNN menyebut beberapa faktor yang membuat pengejaran terhadap Dewi Astutik menjadi sangat menantang. Salah satunya adalah mobilitas lintas negara. Dengan berpindah dari satu negara ke negara lain, Dewi memanfaatkan perbedaan regulasi imigrasi dan celah administratif untuk menghindari pelacakan. Dalam beberapa kasus serupa, buron internasional biasanya menggunakan jalur tidak resmi, memanipulasi data identitas, atau menyamarkan keberadaan melalui bantuan jaringan. BNN menduga pola yang sama kemungkinan gunakan Dewi Astutik. Selain itu, jejaring internasional di balik peredaran narkotika skala besar membuat buron memiliki sumber daya finansial yang cukup untuk mempertahankan pelarian. Sumber daya ini dapat gunakan untuk transportasi, perlindungan jaringan, hingga akomodasi di berbagai negara.
BNN menegaskan bahwa pihaknya kini bekerja sama dengan Interpol, kepolisian negara sahabat, serta otoritas imigrasi untuk memetakan kemungkinan persembunyian Dewi. Pengejaran lakukan dengan pendekatan intelijen, pemantauan transaksi, serta penguatan kerja sama keamanan. Di sisi lain, BNN juga memperingatkan bahwa skala kasus ini menandakan adanya sindikat besar yang beroperasi lintas negara. Karena itu, pengejaran terhadap Dewi tidak hanya terkait pelaku individu, tetapi juga bertujuan memutus jejaring peredaran sabu dalam skala masif.
Dampak Kasus & Langkah Lanjutan Penegak Hukum
Kasus ini menjadi perhatian publik karena nilai narkotika yang perkirakan mencapai Rp 5 triliun, salah satu yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir. BNN menyebut jumlah tersebut mencerminkan ancaman besar bagi keamanan nasional dan kesehatan masyarakat jika tidak hentikan. Karena itu, penangkapan Dewi Astutik menjadi prioritas penting dalam upaya memberantas peredaran narkoba skala tinggi. BNN menegaskan bahwa proses hukum akan tetap berjalan dan pencarian tidak akan hentikan hingga ada kepastian penindakan. Selain mengejar pelaku utama, aparat juga tengah memburu jaringan yang terlibat dalam kasus ini. Beberapa orang telah amankan sebelumnya, dan informasi dari penangkapan tersebut gunakan untuk memetakan pola operasi serta struktur jaringan.
BNN mengajak publik untuk berperan serta dengan melaporkan informasi yang relevan melalui kanal resmi. Mereka menekankan bahwa keberhasilan pemberantasan narkoba membutuhkan dukungan masyarakat luas, terutama dalam memutus rantai distribusi yang menyasar berbagai kalangan. Kelicikan Dewi Astutik dalam memanfaatkan perpindahan lintas negara menunjukkan kompleksitas kasus narkotika berskala besar. BNN memastikan bahwa kolaborasi internasional terus perkuat agar pengejaran buron ini dapat segera membuahkan hasil. Pemerintah berharap kasus ini dapat menjadi momentum untuk mempersempit ruang gerak sindikat narkoba yang beroperasi di Indonesia dan luar negeri.
